Sains

Zeptodetik, Satuan Waktu Terbaru Yang Perlu Kamu Tahu

Zeptodetik

Jika selama ini kita hanya mengenal satuan waktu berupa jam, menit dan detik, sekarang ada satuan waktu terbaru yang juga perlu kamu tahu. Jadi, tidak terpatok hanya pada satuan waktu yang tertera di jam digital atau jam dinding saja. Satuan waktu seperti apakah ini? Dan bagaimana penggunaannya? Pernahkah kamu mendengar tentang zeptodetik?

Untuk pertama kalinya, para ilmuwan sukses mengukur menggunakan satuan waktu terbaru ini, zeptodetik namanya. Jika milidetik setara dengan seperseribu detik dan nanodetik sama dengan sepersejuta detik, maka satuan waktu terbaru ini membuat keduanya jadi ternilai lebih lambat. Zeptodetik diketahui setara dengan sepermiliar detik.

Baca : Virus Aneh Ini Telah Mendobrak dan Menemukan Cara Infeksi Terbaru

 

Semua bermula karena penelitian Fisikawan laser dari Munich, Jerman yang menembakkan pulsa sinar ultraviolet ekstrim pada sebuah atom helium untuk membangkitkan dan membuat salah satu elektron terlepas. Proses ini dikenal juga dengan sebutan photoemission. Di waktu yang bersamaan, mereka juga menembakan pulsa laser inframerah untuk mendeteksi elektron ketika meninggalkan atom.

Zeptodetik, Satuan Waktu Terbaru Yang Perlu Kamu Tahu

“Elektron dipercepat atau melambat tergantung pada medan magnet tepat dari pulsa ini saat proses deteksi. Melalui perubahan kecepatan ini, para fisikawan mampu mengukur photoemission dengan keakuratan zeptodetik,” demikian ungkap tim Technical University of Munich dalam siaran persnya, seperti yang LabSatu kutip dari National Geographic.

Baca : Air Putih Bikin Kurus?! Mitos Atau Fakta?

Melalui eksperimen ini, para ilmuwan bukan hanya menemukan satuan waktu terbaru yang lebih cepat seperti zeptodetik. Namun para ilmuwan juga memiliki kesempatan untuk mengetahui seberapa besar energi dari foton yang disalurkan antara dua elektron dalam atom helium. Terutama saat momentum sebelum salah satu elektron itu terpental keluar.

Fisikawan laser Martin Schultze dari Ludwig Maximilian University of Munich mengatakan bahwa jika ingin mengembangkan pemahaman mikroskopis atom pada tingkat dasar, maka harus memahami bagaimana elektron berinteraksi satu sama lain.

 

Baca Juga:

Bahaya! Jangan Tidur Dengan Lampu Menyala!
“Gunting Molekuler” Sukses Lenyapkan HIV AIDS
Mulai Dari Cacing Hingga Kalajengking, Ini 8 Makhluk Hidup Yang Bercahaya