Kesehatan

Wapada Penyakit Yang di Timbulkan Oleh Abu Vulkanik Sangat Serius

Abu vulkanik terbawa angin dan terbang meluas ke langit sehingga di beberapa tempat lain terdapat sebaran abu vulkanik tersebut. Apakah Anda tahu gejala penyakit apa yang akan di timbulkan dari akibat abu vulkanik jika sampai terhirup kedalam tubuh?

Pada artikel sebelumnya LabsatuNews  membahas tentang :

Banyak Penerbangan Tertunda Akibat Abu Vulkanik Gunung Anak Krakatau, Ini Alasannya

Terkait hal bahaya abu vulkanik terhadap penerbangan. Selain berbahaya bagi pesawat, abu vulkanik juga berbahaya bagi manusia. Sebagian besar abu vulkanik mengandung senyawa silika yang mirip seperti pasir pantai.

Fakta lain menyebutkan abu vulkanik ini dapat terbawa angin hingga ribuan kilometer dari lokasi letusan, terlebih bila di lokasi tersebut tidak ada hujan. Semakin kecil partikelnya, maka akan semakin jauh angin akan membawanya sehingga dapat terhirup oleh manusia.

Silikosis

Abu vulkanik yang terhirup oleh manusia dapat menyebabkan silikosis. Silikosis merupakan penyakit yang menyebabkan luka permanen pada paru-paru.

Gangguan Pencernaan

Abu vulkanik tersebut juga dapat menyebabkan luka pada organ pencernaan apabila masuk ke dalam tubuh terbawa melalui air atau makanan yang kita konsumsi.

Iritasi Mata Berkepanjangan

Dan beberapa ahli mengungkapkan bahwa dampak panjang atau dampak akut yang dapat ditimbulkan dari abu vulkanik ini ialah iritasi pada mata, Anda akan merasakan mata perih dan berair, dampak lain yang bisa di rasakan juga terkait pernapasan yaitu rasa sakit di sekitaran hidung.

Apabila Anda terlanjur menghirup abu vulkanik sebaiknya Anda perlu mengikuti langkah ini, dapat di baca di artikel selanjutnya:

Batuk Karena Hirup Abu Vulkanik, Ini Yang Harus di Lakukan

Menarik dan bermanfaat. Temukan lebih banyak Fakta Sains Dari #LabsatuFaktaSains di siniDan jika kamu membutuhkan alat Laboratorium dan bahan uji lainnya bisa kamu temukan di Labsatu.com

Logo Labsatu

Sumber :/www.livescience.com/

Editor : Marisa

Article written by Elsa Labsatu

SHARE YOUR LIFE SCIENCE