Hadirnya virus zika kembali mengejutkan masyarakat. Setelah sebelumnya menyebar dan menimbulkan keresahan di Brasil pada 2015 lalu, kini virus zika menyebar ke Singapura. Infeksi pertama diidentifikasi dari seorang pria (48 th) yang baru kembali dari Brasil.
Kementerian Kesehatan dan Badan Lingkungan Hidup Nasional (NEA) Singapura mengkonfirmasi adanya 26 kasus baru infeksi virus zika. Dengan adanya temuan ini, total 82 kasus virus Zika terjadi di Singapura.
=============
Artikel Terkait:
Hubungan Virus Zika dan Microcephaly yang Harus Anda Cermati
WHO: Terbukti Virus Zika Sebabkan Gangguan Neurologis
=============
Terkait dengan kasus virus zika yang terjadi di Singapura menyebabkan sejumlah negara seperti Australia, Taiwan dan Korea mengeluarkan travel warning pada 30 Agustus 2016. Mereka menghimbau warganya yang hamil atau sedang dalam program kehamilan untuk tidak melakukan perjalanan ke negara tetangga Indonesia itu.
Virus Zika di Indonesia
Kasus penyebaran virus zika di Singapura juga menjadi ancaman bagi Indonesia. Bahkan, sebuah laporan menyebutkan bahwa virus zika sudah masuk ke Indonesia. Disebutkan, penderita zika tersebut berasal dari suku anak dalam Jambi dan tidak mencapai puluhan orang seperti di Singapura. Namun belum diketahui secara pasti berapa banyak warga yang terjangkit virus zika di Indonesia.
“Kebetulan. Jadi waktu itu melakukan penelitian untuk demam yang difokuskan dengue (demam berdarah). Namun, setelah diperiksa lebih lanjut, ternyata ada virus Zika yang positif,” kata Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek pada Selasa (30/08/2016) lalu.
Nila juga mengatakan bahwa pemerintah Indonesia akan tetap waspada terhadap penyebaran virus zika karena Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO sudah menetapkan status waspada tersebut.
Berkaitan dengan virus zika yang menyebar di Singapura dan mulai masuk ke beberapa pesisir Indonesia, Kementrian Luar Negeri dan Kementerian Kesehatan melakukan kordinasi.
Namun Kemenlu belum bisa memastikan apakah akan mengeluarkan travel warning ke Singapura bagi para WNI, atau ke negara lain. “(Kami) sedang koordinasi dengan Kementerian Kesehatan,” ujar Armanatha Nasir, juru bicara Kemenlu pada Rabu (31/08/2016) yang LabSatu kutip dari Tempo.