Serba-Serbi

Titik Terang Bagi Penderita Kanker, Dengan Adanya Penemuan Bakteri Untuk Obat Kanker

Penemuan terbaru metode pengobatan kanker yang dilakukan oleh sekelompok ilmuwan investigation therapeutics, M.D. Anderson Cancer Center. Kelompok ilmuwan tersebut mencoba mengamati daya hambat strain lemah dari spora bakteri Clostridium novyi NT pada tumor yang diderita oleh enam pasien. Hasil dari uji coba tersebut cukup mencengangkan, ternyata, jaringan tumor tersebut mampu dibunuh oleh bakteri Clostridium novyi NT secara efektif. Hingga para peneliti di Institusi pendidikan kedokteran tersebut meyakini bahwa bakteri Clostridium novyi NT dapat menjadi primadona pengobatan kanker masa depan. Clostridium novyi NT sendiri merupakan kerabat dekat dengan bakteri patogen penyebab penyakit botulisme, Clostridium butulinum. Namun, strain yang digunakan sebagai objek penelitian diatas telah mengalami serangkaian rekayasa genetika yang mengurangi virulensi dari bakteri tersebut. Dr. Ravi Murthy, pemimpin dari kelompok studi pengobatan kanker dengan bakteri tersebut menambahkan, bahwa bakteri C. novyi NT tersebut bersifat anaerob mampu tumbuh dengan baik dan membunuh sel kanker, yang pada keadaan dan ukuran tertentu mengandung oksigen rendah. “Karena bakteri tersebut bersifat anaerob, ia akan mati ketika terpapar pada jaringan sehat yang kaya oksigen. Hingga mustahil bakteri tersebut mengakibatkan penyakit lain pada pasien” Tegas Dr. Ravi. Dari laporan penelitian tersebut, lima dari enam pasien masih hidup, sementara pasien lainnya meninggal dunia karena penyebab yang tidak terkait dengan penelitian, beberapa bulan setelah menerima suntikan bakteri. Paper dan hasil penelitian tersebut dipresentasikan pada Simposium tahunan Clinical Oncology Interventional di Hollywood, Florida (Sumber:http://id-biosciences.blogspot.com/201).

Selain Clostridium novyi, Salmonella dikenal sebagai sekelompok bakteri yang menyebabkan infeksi, seperti diare, demam, dan sakit perut. Biasanya bakteri Salmonella bisa masuk ke tubuh manusia melalui makanan yang sudah tak layak di makan, makanan mentah ataupun makanan yang tidak dimasak. Hal ini menyebabkan bakteri Salmonella tentu dihindari oleh siapapun. Mengingat akibatnya yang merugikan, orang pun akhirnya menghindari untuk mengonsumsi makanan yang mengandung Salmonella. Mengutip Medical Daily, sebuah penelitian baru ternyata mengungkap fungsi lain Salmonella. Bahkan juga bisa dianggap sebagai titik balik bagi sejarah Salmonella. Bakteri Salmonella yang dimodifikasi secara genetik ternyata bisa digunakan untuk membunuh sel-sel kanker. Hal ini diungkapkan oleh sebuah penelitian yang diterbitkan dalam mBIO. Salah satu peneliti, Roy Curtiss, mengatakan, rekayasa genetika mikroba telah lama dilirik untuk menghancurkan sel-sel dalam tumor. “Saya pikir penelitian ini berjalan secara signifikan dalam mengembangkan beberapa strategi yang akan membantu penggunaan Salmonella sebagai bagian dari terapi kanker secara keseluruhan,” ujar Curtiss yang sekaligus profesor mikrobiologi di Arizona State University. Penelitian sebelumnya pun telah menunjukkan bahwa jenis Salmonella tertentu, seperti Salmonella enterica, membunuh sel-sel kanker dan menghancurkan tumor. Namun para peneliti masih mencoba untuk mencari tahu bagaimana memanfaatkan sifat anti-kanker Salmonella, tanpa menyebabkan infeksi pada manusia. Meski infeksi Salmonella sering sembuh dengan sendirinya, dalam kasus yang ekstrem Salmonella dapat menyebabkan sepsis atau kematian. Untuk menghindari hal ini penelitian selanjutnya sangat diperlukan. Para peneliti dari penelitian tersebut baru mencoba untuk melakukan hal ini melalui rekayasa genetika bakteri. Mereka mengubah struktur lipopolisakarida (LPS), yang menginduksi sepsis, agar bakteri menjadi tidak berbahaya. Setelah menghapus gen LPS, para peneliti kemudian bereksperimen dengan memodifikasi Salmonella. Mereka menemukan bahwa temuannya efektif dalam membunuh sel-sel kanker manusia dan mengikis tumor pada tikus. Namun, jenis Salmonella tertentu tidak efektif menghancurkan tumor dalam jumlah banyak. Dengan demikian para peneliti melakukan rekayasa genetik sekali lagi, berharap untuk menginduksi “promotor arabinosa.” Setelah terjadi perubahan, kemungkinan nanti jenis Salmonella tersebut yang bisa mengobati kanker dengan memasukannya ke dalam tubuh tikus yang menderita tumor tanpa menyakiti sel sehat tikus. Salmonella tersebut akan mampu menjajah tumor dan akan masuk ke sel-sel kanker dan mengubah racun. Dalam sel normal, Salmonella biasanya membutuhkan waktu yang sangat lama untuk membelah diri, tapi dalam sel-sel kanker, ia membelah setiap jam. “Proses ini terjadi sangat cepat dalam tumor karena pembagian pertumbuhan dan sel yang sangat cepat yang terjadi ketika Salmonella memasuki tumor,” kata Curtiss. Sebenarnya para dokter telah menyadari tumor bisa diobati dengan sifat bakteri selama berabad-abad yang lalu. Tapi menemukan keseimbangan yang tepat antara aman dan beracun selalu menjadi perhatian utama. Masalah lain, seperti yang dijelaskan oleh sebuah penelitian tahun 2007, adalah bahwa sementara bakteri masuk ke dalam sel tumor, kemungkinan mereka untuk gagal menyebar dan ‘menyelesaikan proses pemberantasan’ tumor masih ada. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan tingkat keberhasilan dari teknik ini. Para peneliti berharap bahwa hasil penelitian ini bisa dimanfaatkan dalam pengobatan kanker bersama dengan kemoterapi dan terapi radiasi.