Serba-Serbi

Penemuan Spesies Baru: Kunang-Kunang ‘Bertudung’

Kunang-kunang merupakan salah satu makhluk yang dapat memancarkan cahaya. Bertahun-tahun para ilmuan mencari tahu, meneliti bagaimana cara kunang-kunang menghasilkan cahaya se-efisien  itu. Cahaya yang dihasilkan oleh kunang-kunang mencapai efisiensi maksimum dan nyaris tidak kehilangan energi sama sekali.

Kenyataan ini sungguh menakjubkan, karena sebagaimana Anda ketahui bahwa setiap proses yang menghasilkan cahaya pada teknologi masa kini, selalu akan menghasilkan panas yang dipancarkan keluar sebagai energi termal. Oleh sebab itu, makhluk yang bercahaya seharusnya juga ‘menderita’ akibat terkena panas yang dihasilkan bersamaan.

Coba perhatikan lampu rumah Anda, kemudia pegang. Apa yang Anda Rasakan? Tangan terasa hangat bahkan panas saat menyentuh lampu tersebut bukan?

Terpopuler: Hati-Hati! Ini Daftar Pembalut dan Pantyliner Mengandung Zat Berbahaya!

Tetapi ternyata, makhluk bercahaya ini tidak ‘menderita’ atau kepanasan karena energi termal yang dihasilkannya sangat lemah. Mereka menghasilkan sejenis cahaya yang kemudian dikenal atau disebut sebagai ‘cahaya dingin’. Selain itu, tubuh mereka telah dirancang agar mampu beradaptasi dengan kondisi tersebut. Luar biasa bukan?

Melalui suatu reaksi kimiawi dalam tubuhnya, kunang-kunang menghasilkan cahaya hijau kekuningan. Menurut penelitian Timmins et al. (2001) yang berjudul Firely Flasing Controlled By Gating Oxogen to Light-Emitting Cell, bahwa proses kimia pada mekanisme kedap-kedip cahaya kunang-kunang terjadi karena adanya molekul gas NO (Nitrogen Monoksida) yang berfungsi sebagai pengantar sinyal flash.

Selain itu, reaksi luciferin-luciferase adalah emisi cahaya sebagai hasil dari katalisis enzim oksidasi (luciferase) dengan substrat (luciferin). Luciferin adalah kelompok senyawa heterosiklik yang ditemukan dalam organisme yang menyebabkan bioluminesensi (makhluk hidup yang dapat menghasilkan cahaya). Luciferin pada setiap organisme berbeda satu sama lain.

Dengan panjang gelombang sinar yang berbeda, pancaran sinar tersebut untuk saling mengenali sepesiesnya dan berguna saat masa kawin. Sebagian dari mereka ada yang menggunakan cahaya untuk mempertahankan diri. Dengan adanya sinar yang terpancar dari tubuhnya seolah ingin menunjukan bahwa mereka bukanlah makanan yang lezat.

Belum lama ini, 2015, telah diketemukan spesies kunang-kunang terbaru di California Selatan oleh seorang mahasiswa University of California, Joshua Olivia. Mahasiswa berusia 24 tahun ini menemukan kunang-kunang spesies baru saat ia tengah mengumpulkan seranggga untuk proyek kelasnya di sekitar wilayah Topanga.

Ada yang unik dari kunang-kunang temuan Joshua. Kunang-kunang yang memiliki panjang tubuh satu sentimeter tersebut terlihat nampak ‘bertudung’. Lingkaran berwarna orange itu seperti sebuah perisai yang melindungi kepalanya.

Spesies kunang-kunang baru yang ditemukan di selatan California. (J. Olivia/UC Riverside)

Temuan spesies kunang-kunang terbaru ini belum diberi nama ilmiah. Hal ini dikarenakan, perlu dilakukan kajian dan pengecekan lebih mendalam untuk membuktikan bahwa kuang tersebut memang benar jenis baru. Seperti tes DNA, agar data yang didapat benar-benar akurat.

Sumber: http://ecology.about.com