Mengenal Einsteinium
Einsteinium merupakan logam radioaktif yang berwarna perak dan bersifat lunak dengan nomor atom 99 dan lambang unsur Es. Unsur ini diberi nama untuk menghormati Albert Einstein. Sifat radioaktif yang sangat kuat membuat unsur ini menyala dalam gelap dengan warna biru. Einsteinium pertama kali diidentifikasi pada jatuhan radioaktif dari ledakan bom hidrogen pertama pada 1 November 1952, yakni ketika pengujian nuklir Ivy Mike. Gregory Choppin, Stanley Thompson, Albert Ghiorso dan Bernard Harvey dari University of California, bersama dengan Los Alamos and Argonne National Laboratories, mendeteksi dan mensintesis Es-252, yang memiliki sifat meluruhkan partikel alfa dengan energi 6,6 MeV. Awalnya, unsur dengan nomor atom 99 ini diberi nama “pandemonium” karena uji Ivy Mike telah diberi kode nama Project Panda. Namun, nama resmi yang diajukan adalah “einsteinium”, dengan lambang unsur E. IUPAC menyetujui namanya, namun lambangnya berubah menjadi Es.
Einsteinium merupakan unsur sintetis yang kemungkinan tidak ditemukan secara alami. Jika ada Einsteinium purba (dari ketika Bumi terbentuk), akan telah terurai sekarang. Kejadian penangkapan neutron berturut-turut dari uranium dan thorium dapat secara teoritis membentuk einsteinium alami. Saat ini, unsur Einsteinium hanya dapat diproduksi pada reaktor nuklir atau dari pengujian senjata nuklir. Unsur ini dibuat melalui penembakan aktinida lainnya dengan neutron. Meskipun tidak banyak unsur nomor atom 99 yang telah dibuat, unsur ini merupakan unsur dengan nomor atom tertinggi yang dibuat dengan jumlah cukup untuk dapat dilihat dalam bentuk murninya. Pada tahun 1961, Einsteinium dikumpulkan hingga terlihat oleh mata telanjang dan ditimbang, massanya adalah 10 seperjuta gram.
Satu masalah dalam mempelajari Einsteinium adalah radioaktivitas unsur menyerang kisi kristal. Pertimbangan lain adalah bahwa sampel Einsteinium menjadi terkontaminasi dengan cepat seiring unsur terurai menjadi inti lain. Sebagai contoh, Es-253 terurai menjadi Bk-249 dan kemudian Cf-249 dengan laju sekitar 3% sampel per hari. Secara kimiawi, Einsteinium memiliki perilaku seperti aktinida lainnya, yang merupakan logam transisi radioaktif. Semua isotop Einsteinium bersifat radioaktif. Paling sedikit 19 nuklida dan tiga isomer nuklir diketahui. Isotop memiliki massa atomik beragam dari 240 hingga 258. Isotop yang paling stabil adalah Es-252, yang memiliki waktu paruh 471,7 hari. Kebanyakan isotop terurai dalam 30 menit. Satu isomer Es-254 memiliki waktu paruh 39,3 jam.
Einsteinium merupakan unsur reaktif yang memiliki bilangan oksidasi lebih dari satu dan membentuk senyawa berwarna. Bilangan oksidasi yang paling stabil adalah +3, yang dalam air berwarna merah muda pucat. Keadaan +2 telah ditunjukkan pada keadaan padat, membuatnya menjadi aktinida divalen pertama. Keadaan +4 diperkirakan untuk fase uap namun tidak dapat diamati. Selain menyala dalam gelap, unsur ini melepas panas 1000 watt per gram. Logam ini bersifat paramagnetik. Penggunaan Einsteinium dibatasi oleh ketersediaannya yang sangat sedikit dan bagaimana cepatnya unsur ini terurai. Einsteinium digunakan untuk penelitian saintifik guna mempelajari mengenai sifat unsur dan untuk mensintesis elemen berat lainnya. Sebagai contoh, pada tahun 1955 Einsteinium digunakan untuk memproduksi sampel pertama dari unsur Mendelevium.
Berdasarkan studi pada hewan (tikus), Einsteinium termasuk unsur radioaktif yang toksik. Lebih dari setengah Es yang tertelan disimpan pada tulang, di mana unsur ini tetap ada selama 50 tahun. Seperempat bagiannya masuk ke paru-paru. Satu persen fraksinya masuk ke organ reproduksi, dan sekitar 10% diekskresikan.
www.thoughtco.com