Lumut Dapat Mendeteksi Polutan Udara
Sains

Lumut Dapat Mendeteksi Polutan Udara dengan Baik ?

Lumut Dapat Mendeteksi Polutan Udara

Dilansir melaui situs AsianScientist, sebuah hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Analytical Chemistry mengungkapkan bahwa lumut bereaksi dengan cepat terhadap polutan udara, terutama sulfur dioksida. Hal tersebut membuat lumut menjadi berguna sebagai sensor polusi udara secara real time.

Tanaman telah berevolusi sehingga memiliki kemampuan untuk merasakan cahaya, sentuhan, gravitasi dan bahan kimia di udara dan tanah. Kemampuan itu memungkinkan mereka untuk beradaptasi dan bertahan hidup di lingkungan yang berubah-ubah. Dengan demikian, tanaman dapat digunakan dalam penelitian ini untuk menilai kerusakan jangka panjang yang disebabkan oleh akumulasi polusi udara di seluruh dunia.

Para ilmuan di Cina telah berhasil menemukan bahwa lumut dpaat berfungsi sebagai pendeteksi polutan udara, khususnya dulfur dioksida secara real time yang murah dan sederhana. Dalam penelitian ini, para ilmuwan yang dipimpin oleh Dr. Qin Xingcai dan Dr. Tao Nongjian di Universitas Nanjing, China, telah menemukan cara dengan memnfaatkan perubahan halus pada daun lumut untuk mendeteksi polutan udara secara real time.

Baca : Lumut Ini Mengandung Zat Psikoaktif Seperti Yang Ditemukan Pada Ganja

Para peneliti mengumpulkan lumut liar kemudian memaparkannya ke berbagai konsentrasi sulfur dioksida dalam sebuah ruangan. Di ruang etrsebut terdapat webcam yang sangat sensitive yang digunakan untuk mengamati perumahan yang terjadi pada tanaman lumut. Tim peneliti kemudian menemukan bahwa daun lumut yang terkena sulfur dioksida sedikit menyusut atau melengkung dan berubah warna dari hijau menjadi kuning.

Beberapa perubahan ini kemudian dianalisis dengan algoritma pencitraan, terjadi dalam sepuluh detik dari paparan polutan. Namun, begitu belerang dioksida dikeluarkan dari ruangan, daun lumut berangsur pulih.

Hasil ini menunjukkan bahwa lumut tidak seperti sensor kolorimetri tradisional karena dapat meregenerasi kapasitas penginderaan kimianya. Para peneliti menyimpulkan bahwa menggabungkan webcam remote atau drone dengan lumut atau sensor berbasis tanaman lainnya dapat menyebabkan pemantauan sulfur dioksida dan polutan lainnya lebih murah, lebih cepat dan lebih tepat di udara untuk wilayah yang luas.