Insomnia Bisa Sebabkan Sakit Mental?
Apakah Anda termasuk salah seorang yang mengalami gangguan tidur alias insomnia? Jam berapa Anda tidur malam ini? Dan berapa lama waktu yang Anda gunakan untuk istirahat? Well, masalah susah tidur seperti insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan untuk tidur. Insomnia sering disebabkan oleh adanya suatu penyakit atau akibat adanya permasalahan psikologis. Kabarnya insomnia bisa sebabkan sakit mental, benarkah? Yuk, kita bahas dulu.
Bahkan insomnia merupakan salah satu gejala umum dari banyak penyakit mental seperti kecemasan, depresi, skizofrenia, gangguan bipolar dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Kondisi tidur yang buruk dapat membuat kita merasa down, khawatir, kurang fokus dan stres. Jadi, kualitas tidur memiliki dampak bagi kesehatan fisik dan mental.
Baca : Bahaya! Jangan Tidur Dengan Lampu Menyala!
Sebuah data menunjukan bahwa hubungan antara insomnia dan penyakit mental memiliki keterkaitan. Sebanyak 90% orang dewasa mengalami pengalaman depresi tidur dan 50% diantaranya memiliki masalah kesehatan mental.
Belum jelas bagaimana insomnia bisa sebabkan sakit mental. Penelitian menunjukan bahwa kesulitan tidur yang dialami oleh seseorang dapat mempengaruhi kemampuan kita untuk mengendalikan emosi negatif.
Sebuah penelitian menunjukan bahwa penderita insomnia menunjukan reaktivitas emosional yang lebih besar pada gambar tertentu yang ditunjukkan. Sedangkan orang yang tidak kurang tidur menunjukan reaktivitas emosional yang cenderung datar terhadap gambar tersebut.
Studi lain menunjukan adanya aktivitas pengolahan emosional yang lebih besar pada hasil scan otak para penderita insomnia. Hal ini muncul karena adanya pengaruh dari usaha para penderita kurang tidur dalam menetralisir atau mengurangi reaksi negatif terhadap gambar yang dilihat. Berbeda halnya dengan mereka yang tidak kurang tidur dan beraksi standar pada gambar-gambar tersebut.
Kondisi yang diperlihatkan oleh hasil scan otak tersebut memperlihatkan insomnia membuat para penderitanya kesulitan untuk bereaksi dengan tepat untuk emosi negatif. Kondisi ini tentu dapat meningkatkan kadar insomnia mereka dan membuatnya lebih rentan depresi.
Ada beberapa cara mengobati insomnia atau kesulitan tidur. Setiap cara dalam mengobati insomnia akan berbeda, tergantung kadar masalah kesulitan tidur yang dialaminya.
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengobati insomnia adalah dengan melakukan terapi kognitif. Termasuk pelatihan bagaimana menginterpretasikan informasi emosional negatif. Namun 51% dari individu yang mengalami depresi dan telah melakukan pengobatan psikologis (terapi perilaku kognitif) atau meminum obat, ternyata masih mengalami insomnia.
Baca : 4 Buah menyeramkan yang mengandung Vitamin dan Khasiat yang tinggi
Uniknya, pengobatan penyakit mental cenderung menyebabkan perbaikan dalam pola tidur para penderitanya. Terutama untuk mereka yang mengalami gejala penyakit mental ringan.
Penelitian saat ini akan berfokus pada pencarian apakah pengobatan insomnia juga meningkatkan hasil kesehatan mental bagi para penderita penyakit mental, termasuk depresi dan kecemasan. Serta dapatkah penyakit mental dicegah dengan mengatasi insomnia.
Uji coba yang dilakukan dalam penelitian di Australia pada 1.149 peserta tidak menunjukan bahwa pengobatan insomnia mengurangi gejala depresi. Namun peserta yang menyelesaikan pengobatan insomnia menunjukan kasus gejala depresi yang lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak melakukan pengobatan.
Jika Anda mengalami ganguan susah tidur atau insomnia, maka bicarakan dengan dokter untuk menemukan formulasi yang tepat dalam mengatasi masalah tidur Anda. Karena biar bagaimanapun, gangguan insomnia atau kurang tidur akan berpengaruh pada kinerja Anda. Jika hal itu terus terjadi, bukan tidak mungkin insomnia bisa sebabkan sakit mental dan akan mengganggu kesehatan fisik Anda.
Baca Juga :
Ini Manfaat Posisi Tidur Menyamping Bagi Detoksifikasi Otak
Bakteri Pengurai Plastik Telah Ditemukan!
Punya Masalah Gigi Sensitif? Hewan Laut Ini Solusinya!