Kesehatan

Ini Kandungan dan Dampak Vaksin Palsu Bagi Buah Hati Anda

Kandungan dan dampak vaksin palsu

Pasti banyak pertanyaan di benak para orang tua yang anaknya ikut program vaksin. Salah satu dari sekian banyak tanya yang muncul adalah apa kandungan dan dampak vaksin palsu yang beredar sejak tahun 2003 bagi buah hati kita?

Sebelumnya, perlu diketahui bahwa kandungan vaksin palsu yang beredar ke berbagai daerah ini terbuat dari campuran antibiotik dengan cairan infus atau air. Demikian pengakuan para tersangka yang berhasil diungkap pihak berwenang.

“Larutan dibuat dengan mencampurkan antibiotik Gentamicin dengan cairan infus, dimasukan ke botol vaksin bekas dan diberi label,” jelas Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Brigadir Jenderal (Pol), Agung Setya.

Namun bukan hanya itu saja, bareskrim Polri mengungkapkan bahwa vaksi palsu turut mengandung bahan kimia berbahaya.

Baca : Ini 5 Cara Praktis Bedakan Vaksin Palsu Dan Asli

Sementara Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapetik dan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif, Drs. T., Bahdar Johan masih terus melakukan pemeriksan lebih lanjut pada sejumlah kandungan yang terdapat dalam vaksin palsu.

“Untuk tuberculid, tersangka menggunakan Gentamicin yang dicampur dengan air. Gentamicin itu antibiotik. Ini vaksin untuk TBC yang menyebabkan fungsi tubuh tak berjalan dan merugikan kesehatan,” jelas Bahdar.

Segala yang palsu atau oplosan tentu memiliki dampak tersembunyi yang mengintai. Apalagi ini berkaitan dengan vaksin yang diharapkan akan membuat pemakainya menjadi kebal dan tahan terhadap penyakit tertentu.

Bagaimana dampak vaksin palsu untuk buah hati kesayangan Anda?

Mungkin saja vaksin palsu dapat memberi dampak buruk bagi kesehatan. Diantaranya menyebabkan demam dan infeksi berat karena bakteri yang terkandung di dalamnya. Hal ini didasarkan pada laporan anak yang mengalami gangguan kesehatan setelah diimunisasi atau vaksinasi di beberapa puskesmas daerah. Penyelidik pun mulai menganalisis hal tersebut.

Vaksinolog dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc-VPCD mengungkapkan bahwa risiko vaksin palsu terberat adalah anak akan terkena infeksi. Pasalnya, produksi vaksin palsu menggunakan wadah yang tidak steril dan jauh dari prosedur pembuatan vaksin asli. Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa vaksin palsu tentu bisa saja mengandung banyak kuman dan mengakibatkan infeksi.

Adapun gejala infeksi yang timbul seperti demam tinggi disertai dengan laju nadi cepat, sesak napas dan nafsu makan menurun. Namun jika buah hati Anda hanya mengalami demam saja, maka tidak perlu khawatir karena beberapa tipe vaksin memang bisa menyebabkan demam.

Tapi ada satu hal penting yang perlu Anda ketahui, Kementerian Kesehatan RI selaku penanggung jawab layanan kesehatan (yankes) menjamin vaksin yang beredar di unit-unit yankes aman. Menteri Kesehatan RI Prof dr Nila Djoewita Moeloek dalam Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR, Senin (27/6/2016) lalu menegaskan hal tersebut.

Baca : Air Raksa (merkuri), Kegunaan dan Bahaya dibaliknya

Ia menyampaikan hasil investigasi terbaru terkait peredaran vaksin ilegal dan membuat beberapa pernyataan resmi seperti poin-poin di bawah ini:

  1. Vaksin Bio Farma tidak ada yang dipalsukan karena menurut pengakuan pelaku yang tertangkap, vaksin Bio Farma hanya digunakan untuk oplosan pembuatan vaksin palsu. Vaksin yang dipalsukan hanya vaksin impor yang harganya mahal, yaitu vaksin produksi Sanofi Pasteur dan GSK.
  2. Jenis vaksin ex Bio Farma yang dipakai sebagai oplosan adalah Hepatitis B dan Campak. Sementara jenis vaksin impor yang dipalsukan adalah:
    1. Engerix-B (untuk anak dan dewasa) yaitu vaksin untuk Hepatitis B
    2. Havrix 720 yaitu vaksin Hepatitis A
    3. Pediacel yaitu vaksin kombinasi untuk Pertusis, Difteri, Tetanus, Hib dan IPV.

Dari pernyataan resmi ini, Kemenkes RI berharap masyarakat tetap tennag dan percaya bahwa program vaksinasi dari pemerintah adalah vaksin asli.

Lalu bagaimana jika buah hati Anda telah terlanjur terinjeksi vaksin palsu? Menurut Menteri Kesehatan, Nila F Moeloek, anak yang mendapat vaksin palsu harus vaksin ulang. Karena kandungan vaksin palsu tentu berbeda dan tidak sesuai dengan manfaat yang diharapkan dari vaksin asli.

 

Baca Juga:
Asi Sebagai Kontrasepsi Alami
Inilah Keuntungan Menyusui Bagi Penderita Kanker Payudara
Hubungan Virus Zika dan Microcephaly yang Harus Anda Cermati