Indonesia, bukan hanya terkenal sebagai Negara yang memiliki 17.504 pulau atau Negara kepulauan, namun juga kaya akan pegunungan. Setidaknya ada sekitar 400 gunung berapi dan 130 diantaranya merupakan gunung berapi aktif. Indonesia merupakan pertemuan dua rangkaian gunung berapi aktif (ring of fire).
Banyaknya jumlah gunung berapi yang tersebar diberbagai pulau ini membuat Indonesia kerap mengalami erupsi atau letusan gunung dan terpapar abu vulkanik. Letusan besar yang pernah terjadi pada tahun 2010 silam sebagai contohnya, erupsi Merapi. Abu vulkanik Merapi menyebar ke-berbagai daerah seperti Yogyakarta, Purwokerto, Cianjur dan masih banyak wilayah lain yang turut terkena imbasnya.
Rasanya, Indonesia tak pernah sepi dari peristiwa alam seperti letusan gunung. Seperti halnya tahun ini, 2015, menurut BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) tercatat telah terjadi letusan Gunung Sinabung, Raung dan Gamalama. Abu vulkanik yang dihasilkan akibat erupsi tentu mengganggu aktifitas masyarakat setempat.
Artikel Pilihan: Unik! Ikan Ini Bisa Memanjat dan Berjalan Di Darat!
Debu, abu atau pasir vulkanik merupakan sebuah istilah yang dipakai untuk menamai semua material vulkanik baik yang ukurannya kecil dan halus (kurang dari 2mm) ataupun batuan berukuran besar yang tersembur keluar selama periode letusan atau erupsi. Biasanya, batuan dengan diameter besar akan jatuh tak jauh dari kawah sekitar radius 5-7 Km. Sedangkan material yang halus akan menyebar hingga ratusan bahkan hingga ribuan kilometer jauhnya.
Tentu Anda ingat bagaimana abu vulkanik hasil letusan Gunung Krakatau (1883) yang mengitari bumi hingga berhari-hari. Juga letusan Gunung Galunggung yang menghasilkan abu vulkanik hingga menyentuh daratan Australia pada tahun 1982.
Abu vulkanik tentu akan menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan Anda. Abu vulkanik akan berbahaya jika terhirup masuk memenuhi jalan nafas. Hal ini akan menyebabkan Anda mengalami gangguan pernapasan akut, iritasi hidung dan tenggorokan, batuk, bronkitis, sesak, hingga penyempitan saluran napas. Oleh karena itu, Anda membutuhkan masker untuk meminimalisir terhirupnya abu vulkanik yang juga mengandung silika tajam yang berukuran sangat kecil.
Baca Juga: 6 Obat Yang Harus Dibawa Saat Perjalanan Jauh
Ada dua tipe masker yang akan dipaparkan dalam tulisan ini, pertama surgical mask merupakan masker yang umum dipakai kebanyakan orang, juga sering digunakan oleh suster dan dokter saat akan melakukan operasi. Kedua, masker respirator N95 yang kerap digunakan oleh petugas kesehatan bagian infeksi dan penyakit menular. Dikatakan masker N95 hal ini dikarenakan masker tersebut mampu menyaring hingga 95% dari keseluruhan partikel di udara luar.
Sangat jelas bahwa masker respirator N95 lebih efektif untuk menyaring udara, namun masker ini sangat rapat sehingga bagi yang tak terbiasa memakainya akan merasa pengap. Selain itu, harganya relative mahal, 10 kali harga masker biasa.
Surgical mask atau masker operasi yang banyak dijual, umumnya hanya terdiri dari dua lapis. Sehingga efektifitasnya kurang signifikan. Berbeda dengan masker operasi merek Kambium yang disediakan oleh LabSatu, masker ini memiliki tiga lapisan dan tidak menggunakan pewarna. Banyaknya lapisan penyaringan ini akan membuat udara yang disaring semakin baik.
Pengunaan masker bukan hanya diperlukan saat terjadi erupsi gunung yang menyebabkan timbulnya abu vulkanik, saat kebakaran hutan yang menyebabkan Riau tertutupi kabut asap juga memerlukan masker. Bahkan untuk Anda yang berada di perkotaan dengan tingginya volume kendaraan dan banyaknya pabrik industri besar, rasanya juga memerlukan masker.
Begitu pula untuk Anda yang bekerja di laboratorium dan berurusan dengan mikroba, penggunaan masker diperlukan untuk meminimalisir terjadinya kontaminasi dari hembusan nafas. Jadi, ada baiknya Anda menyiapkan stok masker di rumah, kantor, laboratorium bahkan di tas atau saku celana.
Selain itu, abu vulkanik juga dapat menyebabkan gangguan penglihatan seperti iritasi, konjungtivitis (radang pada konjungtiva) dan abrasi kornea (goresan pada kornea). Untuk meminimalisir hal ini, Anda bisa menggunakan kacamata dan hindari berpergian keluar rumah. Efek abu vulkanik juga bisa menyebabkan iritasi kulit pada orang tertentu.