Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Adolescent Health, peneliti di Institut Penelitian Sosial di Universitas Michigan telah menyimpulkan bahwa mencampur alkohol dan minuman energi menimbulkan risiko kesehatan masyarakat yang serius, terutama di kalangan mahasiswa. “Kami menemukan bahwa mahasiswa cenderung minum alkohol lebih banyak, banyak yang sampai mabuk, dan mendapatkan resiko negative lebih banyak karena mengkonsumsi minuman campuran energi dan alcohol.” Kata Megan Patrick, seorang asisten peneliti profesor dan co-penulis penelitian.
Menurut penelitian, mahasiswa yang dalam sehari meminum minuman energy dan alkohol atau menggabungkannya untuk dikonsumsi secara bersamaan, cenderung akan lebih sering minum karena terbiasa dan resiko kecanduan untuk minum lebih tinggi. Hasil penelitian menyebutkan bahwa orang yang minum akan meningkatkan kadar alkohol dalam darah. Tapi tanpa campuran minuman berenergi, pengguna melaporkan merasa kurang merasa mabuk setelah minum”. Ini dapat berdampak serius pada kesehatan” kata Patrick. Di dalam minuman berenergi terkandung kafein yang bisa mengurangi perasaan ngantuk akibat konsumsi alkohol. Para pemabuk menganggapnya sebagai minuman yang bisa menyadarkan dan menyegarkan mereka kembali setelah mengonsumsi alkohol.
Menurut laporan Journal Addictive Behaviors, sebanyak 28 persen mahasiswa di Amerika melakukan hal itu. Padahal menurut peneliti, campuran kedua jenis minuman tersebut bisa mengakibatkan kondisi ‘wide awake and drunk’ yang merupakan kondisi mabuk yang lebih parah dan berbahaya daripada mabuk biasa. Namun studi serupa yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan Masyarakat di University School of Public Health di Boston menemukan bahwa tidak selalu kombinasi alkohol dan kafein menimbulkan risiko, tetapi profil dari peminum sendiri yang menyebabkan konsekuensi negatif. “Tampaknya bahwa konsumsi minuman beralkohol dan berkafein memiliki efek langsung pada peningkatan risiko keracunan dan membuat lebih mudah bagi remaja untuk mengkonsumsi lebih banyak alkohol,” kata Dr Michael Siegel, salah satu penulis studi Boston University. “Ini juga muncul bahwa konsumsi alkohol dengan kafein mungkin sendiri menjadi penanda bagi kaum muda yang terlibat dalam perilaku berisiko. ”
Professor Peter Miller menjelaskan bahwa mencampur minuman beralkohol dengan minuman berenergi akan membuat seseorang mampu minum lebih banyak dan menghabiskan waktu lebih lama minum alkohol. Pada akhirnya, ini akan membuat mereka berisiko keracunan. Peneliti independen lainnya menunjukkan bahwa mencampur alkohol dengan minuman berenergi bisa memberikan efek negatif. Salah satu contohnya, diketahui bahwa sekitar 40 persen orang di Australia mengalami keracunan karena mengonsumsi minuman alkohol yang dicampur minuman berenergi. Meski begitu, Profesor Miller menekankan bahwa penelitian ini tidak menunjukkan hubungan sebab akibat, melainkan menunjukkan adanya keterkaitan. Bahaya mencampur kafein dan alkohol juga dinyatakan oleh peneliti dari University of Florida. Peneliti melakukan survei terhadap 800 mahasiswa Amerika yang sering pergi ke bar dan mabuk-mabukan. Kadar alkohol dalam mulut partisipan kemudian diukur oleh peneliti. Hasil survei menunjukkan bahwa 6,5 persen partisipan yang mencampur minuman berenergi dengan alkohol mengalami mabuk tiga kali lipat lebih tinggi daripada partisipan yang hanya minum alkohol saja. Peneliti juga melaporkan bahwa para pelanggan bar yang sering mencampur dua jenis minuman itu lebih lama meninggalkan bar karena mengalami mabuk dalam jangka waktu yang lebih panjang. “Selama ini terjadi kesalahpahaman terhadap tindakan mencampur dua jenis minuman tersebut. Biasanya orang yang suka mabuk mencampurkan minuman berenergi dengan minuman alkoholnya agar tidak terlalu mabuk, padahal itu salah,” ujar Bruce Goldberger dari University of Florida College of Medicine seperti dilansir Healthday.