Kesehatan

8 Tokoh Penting yang Populer karena Rokok

Salah satu bahaya rokok adalah kanker. Lihat saja kandungan yang terdapat pada sebatang rokok. Lebih dari 4000 bahan kimia terdapat di dalamnya. Ratusan di antaranya zat beracun dan sekitar 70 bahan di dalamnya bersifat kanker. laring, tenggorokan dan esofagus yang akhirnya membuat leher  si pecandu menjadi berlubang. Berikut adalah para mantan pecandu sekaligus korban rokok, yang lehernya bolong serta mengeluarkan suara seperti robot saat berbicara.

1. RE Lumbantobing

RE Lumbantobing. Pria berusia 77 tahun yang selalu memakai syal dibalik kerah baju dan menutupi leher. Ketika syalnya dibuka terlihat lubang menganga di leher yang untuk orang awam cukup mengerikan melihatnya. Itulah sebabnya saat ia bicara, syal itu kembang kempis karena di baliknya ada lubang di leher. RE Lumbantobing adalah survivor atau mantan penderita kanker esofagus yang telah kehilangan organ-organ di leher termasuk tenggorokan dan pita suara, terkena efek negatif dari kebiasaan merokok.

Ketika berbicara, bunyi suaranya bukan keluar dari mulut namun bunyi suara dari leher yang ditutupi slayer yang seolah ada speaker di dalamnya. Suaranya juga tidak seperti orang normal pada umumnya, bunyi suara keduanya agak bergetar seperti suara robot atau alien di film-film fiksi ilmiah.

Begitu juga saat bernapas, syal itu bergerak-gerak seperti ada sesuatu yang tersembunyi di dalamnya. Lambaian syal yang bergerak akibat hembusan udara semakin jelas ketika kedua pria ini memperagakan kemampuannya untuk bernapas dengan hidung ditutup rapat. Rupanya hidung keduanya sudah tidak berfungsi sehingga proses bernapasnya lewat leher.

2. Edison Poltak Siahaan

Edison Poltak Siahaan (75), mantan perokok, mengaku mulai merokok saat berusia 15 tahun. Kala itu, tahun 1953, ia bersama keluarganya berekreasi ke kawasan Puncak, Bogor. Karena hampir semua saudaranya merokok, Edison pun mencoba merokok.

”Merokok biar enggak dingin karena Puncak, saat itu, dingin sekali. Tapi, ternyata badan tetap dingin, mulut saja yang hangat,” ujarnya.

Lambat laun, ia pun kecanduan rokok. Dalam sehari, ia bisa menghabiskan tiga bungkus rokok. Ia mengaku sudah berusaha berhenti merokok, tetapi tidak bisa. Semua tips berhenti merokok dari berbagai sumber sudah dicoba, tetapi tubuh tetap menagih rokok. Bagi Edison, ketagihan rokok melebihi kecanduan narkoba.

Hingga akhirnya pada 2001, Edison harus menjalani operasi pengangkatan kanker pada tenggorokannya yang sudah menjalar di saluran pernapasan, setelah volume suaranya mengecil. Begitu menjerat dan mengikatnya rokok sehingga Edison masih merokok sesaat sebelum menjalani operasi. Kini, sebuah lubang berada di tenggorokan Edison. Lubang itu menjadi semacam lubang hidung karena ia bernapas melalui tenggorokan.

”Suara saya kecil. Saya tidak bisa menangis, tidak bisa tertawa, tidak bisa berenang. Saya menjadi orang cacat seumur hidup,” tutur Edison.

Selain kecacatan yang dialaminya, Edison menuturkan, secara ekonomi, ia telah mengeluarkan banyak biaya untuk mengobati penyakit kanker yang dideritanya. Hal itu berawal dari kecanduan merokok. Ketua Tim Dokter Klinik Berhenti Merokok Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Jakarta, Feni Fitriani Taufik, mengatakan, zat kimia utama yang menyebabkan kecanduan pada rokok adalah nikotin. Ketika seseorang mengisap rokok, nikotin yang terkandung dalam rokok akan masuk ke saluran pernapasan, lalu masuk ke dalam darah. Hanya diperlukan 8-10 detik bagi nikotin untuk sampai ke bagian otak.

 3. Zainudin

Zainudin (41 tahun), seorang laki-laki bersuara seperti robot asal Bogor hidup tanpa pita suara sejak tahun 1996. Hanya tersisa lubang kecil di lehernya karena tenggorokannya sudah diangkat setahun setelah didiagnosis menderita kanker pita suara kurang lebih 17 tahun yang lalu.

Laki-laki ini bukan seorang perokok meski mengakui pada masa mudanya dulu pernah sekali dua kali mengisap rokok sekedar untuk bergaul. Namun yang jelas ia mengakui, sejak kecil ia tinggal serumah dengan keluarga besarnya yang hampir semuanya merupakan perokok berat sehingga ia sendiri termasuk perokok pasif.

Dampak dari asap rokok yang dihisapnya cukup berat, seperti yang dirasakannya saat ini. Pada tahun 1996 ia didiagnosis kanker pita suara, lalu setahun kemudian harus menjalani operasi pengangkatan pita suara serta jakun dan hampir seluruh organ yang ada di lehernya.

Hidungnya sama sekali sudah tidak berfungsi, sebab keluar masuknya udara pernapasan kini bisa langsung melalui lubang di lehernya. Lubang ini juga berfungsi sebagai pengasil bunyi-bunyian, meski suaranya sangat bergetar dan tak semerdu suara yang keluar dari pita suara.

4. Barbara Izzarelli

Barbara Izzarelli, yang berasal dari Norwich, Connecticut, harus rela kehilangan laring atau kotak suaranya 16 tahun yang lalu, setelah merokok selama 25 tahun. Mantan perokok ini harus bernapas melalui lubang di tenggorokannya setelah menderita kanker laring. Ia juga kehilangan fungsi indera penciumannya dan tak lagi bisa makan makanan padat.

“Saya tahu itu adalah bagian dari kesalahan saya karena memilih untuk merokok. Tapi mereka (perusahaan rokok) membuat produk yang berbahaya. Pada saat itu, ketika saya mulai merokok saya tidak tahu itu berbahaya. Ini benar-benar mengubah hidup ketika Anda sakit. Itu adalah penyesuaian yang sulit. Keluarga saya hancur ketika mereka melihat saya hanya berbaring kesakitan,” ujar Barbara.

5. Debi Austin

Debi Austin merupakan mantan pecandu rokok yang aktif memberikan kampanye di California tentang bahaya rokok. Ia telah meninggal Februari lalu di usia 62 tahun. Austin pertama kali muncul di televisi pada tahun 1996, mengaku mulai merokok pada usia 13 tahun dan tidak pernah bisa berhenti. Akibatnya, organ-organ di tenggorokannya digerogoti kanker. Ia menjalani operasi di usia 42 tahun, yang membuat lehernya berlubang, atau disebut stoma, yang memungkinnya bernapas dan berbicara.

6. Richard Fox 

Richard Fox adalah salah satu korban perokok pasif. Ibu, paman, teman-teman, dan rekan-rekan kerjanya semua adalah perokok. Fox sendiri tidak merokok, tetapi ia terkena kanker akibat asap rokok orang lain. Fox menjalani dua kali operasi untuk kanker. Pertama untuk menghapus tenggorokannya, dan kedua enam tahun kemudian, untuk menghapus bagian dari paru-paru.

Setelah menjalani operasi laryngectomy, leher Fox harus berlubang dan saat berbicara suaranya berasal dari lubang di leher tersebut. Kakaknya, Donald Fox, yang juga bukan perokok, meninggal pada usia 38 tahun akibat kanker pada lidah, rahang, dan leher.

7. Terrie

Terrie, wanita yang berasal dari Carolina Utara juga kehilangan kotak suaranya karena keganasan rokok. Lehernya berlubang setelah kanker menggerogoti organ-organ di tenggorokannya. Kini foto Terrie lengkap dengan lehernya yang bolong sering digunakan untuk iklan grafis pada kampanye kesehatan di Amerika Serikat.

8. Robi Indra Wahyuda

jakun

Dia adalah seorang perokok yang saat ini divonis dokter menderita kanker esofagus akibat merokok. Padahal ia adalah seorang pria yang masih muda, energik, beristri dan memiliki seorang anak.

Robby Indra Wahyuda adalah seorang pria yang masih berusia sangat muda yaitu 26 tahun yang harus kehilangan pita suaranya. Ia sejatinya adalah seorang vokalis band sekaligus fotografer. Sekarang ia menderita kanker larynx stadium 3 yang merusak pita suaranya. Oby, sapaan akrabnya mengaku sudah mengenal rokok saat masih duduk di kelas 2 SMP karean tuntutan pergaulan. Tujuannya hanya agar kelihatan keren. (Harian Sains dan Detik Health)